Hey travelmaniac, sudah pernah melancong ke Indochina belom? Terutama negara Vietnam dan Cambodia? Jika belom pernah dan kalian ingin ke sana, tak perlu risau ternyata gampang banget menjelajah negara –negara tersebut walaupun seorang diri. Yup tepatnya beberapa  bulan yang lalu saya melakukan solo traveling ke Vietnam dan Kamboja. Melalui blog ini akan saya share pengalaman saya sewaktu solo traveling ke Indochina, semoga saja bisa menjadi referensi bagi kalian yang sudah mencantumkan Vietnam & Cambodia sebagai list trip kalian 🙂

13 April

Yeayy hari inilah yang saya tunggu-tunggu selama beberapa minggu di bulan Maret & April karena keputusan untuk solo traveling ini saya ambil pada awal bulan Maret. Pada akhir tahun 2013 saya sudah booking tiket dengan rute KL-Myanmar-Penang tapi saya harus merelakan tiket tersebut hangus lantaran saya tidak ada waktu mengurus visa untuk memasuki negara Myanmar. Pada waktu itu Myanmar masih menetapkan visa untuk semua wisatawan yang datang ke negara mereka, namun seperti yang kita ketahui pada tanggal 5 Mei 2014 kemarin Indonesia dan Myanmar telah menandatangani pembebasan visa bagi pemegang paspor Indonesia, jadi sekarang untuk ke Myanmar tidak memerlukan visa.. *nangis nyesek di bawah shower gw* hahahahhaha 😀

Ok pada akhirnya fix rute saya kali ini adalah Semarang-KL-Vietnam-Cambodia-KL-Semarang. Saya berangkat ke Vietnam di hari minggu, 13 april’14 melalui flight Semarang dengan transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur. Perjalanan yang lumayan panjang karena menempuh waktu 9 jam untuk tiba di Ho Chi Minh City atau lebih populernya disebut Saigon. 9 jam merupakan total dari perjalanan Semarang-KL 2 jam, waktu transit 3 jam, KL-Ho Chi Minh 2 jam, dan delay 2 jam karena pesawatnya mengalami gangguan teknis sehingga pada saat kami sudah naik pesawat dan sudah dilandasan kami dikembalikan ke gate lalu ganti pesawat. >_<

FYI, untuk lolos bagian imigrasi dari negara ke negara yang perlu kalian lakukan adalah pastikan kalian sudah memiliki tiket keluar masuk negara yang bersangkutan entah itu tiket pesawat, kapal atau bahkan bus sekalipun. Berdasarkan pengalaman kemarin pada waktu di counter boarding Air Asia, ada seorang petugas yang agak reseh menanyakan tiket kepulangan saya dari Vietnam padahal saya sudah jelaskan bahwa saya selepas dari Vietnam langsung ke Cambodia. Bahkan saya tunjukkan tiket Siem Reap-KL namun petugas tetap meminta tiket keluar dari Ho Chi Minh, karena rencana itinerary saya Ho Chi Minh-Siem Reap via bus dengan membeli tiket go show maka sayapun tidak bisa menunjukkan tiket bus tersebut. Unexpected story, saya terpaksa membeli tiket abal-abal (karena pada akhirnya tidak saya pakai) Saigon-KL seharga 151 MYR yang lumayan merogoh budget tak terduga saya.

Sesampai di Tan So Nhat Airport, bandaranya Ho Chi Minh, saya langsung mencari dimana bisa membeli SIM Card lokal dan money changer. Untuk lebih hemat saya dari Indonesia membawa beberapa dollar Amerika kemudian saya tukarkan dengan Vietnam Dong di money changer sana. SIM Card dan money changer berada dalam satu loket yang terdapat di sebelah kanan setelah keluar dari imigrasi, lokasinya masih di dalam airport. SIM Card yang saya beli adalah Viettel, untuk mempercepat waktu saya meminta operatornya untuk menyettingkan sekalian koneksi internet di handphone saya. Setelah menukar uang dan koneksi internet bisa dipastikan lancar (maklum walaupun traveling sendirian saya juga harus tetep ngeksis di media sosial makanya kenapa internet begitu penting.. hehehhe) saya kemudian bergegas keluar, begitu keluar pintu airport sudah ada nama saya “Hesty Puspitasari” terpampang di kertas yang dibawa oleh seorang Om-Om :D.. Yup seorang taxi driver telah menunggu saya yang sebelumnya sudah saya pesan melalui manajemen “Ghoc Thao GusetHouse” yaitu tempat dimana saya menginap di Saigon, saya booking pick up service dengan biaya 15 USD.

Kemudian dari Tan So Nhat menuju Ghoc Thao GuestHouse menempuh waktu 45 menit. Mobil di Vietnam memiliki setir sebelah kiri, dan jalan mereka juga kebalikan dari jalan kita di Indonesia, kalau kita di Indo terbiasa ada di jalur kanan di Vietnam berada di jalur kiri.. Hmm mungkin mayoritas penduduk Vietnam berotak kanan keleuss yaa? Wkwkwkwkk 😀

Pukul 6 PM saya sampai di GT guesthouse, lokasinya masuk di gang kecil tapi tidak terlalu jauh. Menurut saya GT ini recommended banget, harganya kalau dirupiahin kisaran 200 ribu, memiliki kamar yang bersih, rapi, kasur double bed dan tingkat pula kasurnya, serta kamar mandi dalam. Sarapannya juga lumayan lah buat mengganjal perut walaupun hanya baguette + omlet, serta  pisang dan teh. Tetapi kalau ingin makan makanan berat yang kita tinggal ke sebelah GT saja, ke “Taj Mahal Resto” yang menyajikan masakan Indian Pakistan halal foods.

Setelah bebersih saya pun keluar jalan-jalan sekaligus mencari agen tour yang bisa membawa saya keliling Saigon untuk esok hari dan juga sekalian membeli  tiket bus menuju Siem Reap untuk esok lusa. Sepanjang Disrict 1 banyak sekali terdapat agen tour and travel yang menyajikan berbagai tour (group maupun private) dengan berbagai destinasi. FYI, untuk menuju destinasi2 di Vietnam sangatlah susah, tidak seperti di Thailand yang terdapat MRT, bus maupun tuk-tuk yang dapat disewa seharian untuk ke lokasi wisata. Di Vietnam, join tour group sangatlah direkomendasikan untuk para wisatawan, karena susahnya transportasi dari lokasi ke lokasi yang lain. Tour group tersebut biasanya menggunakan Van sebagai moda transportasi para traveler, serunya ikut tour group selain menghemat biaya kita juga bisa berkenalan dengan sesama traveler dari berbagai belahan dunia.. seru abiisss deh \(^_^)/IMG_418314 April 2014

Saatnya berkeliling Saigon,, yippy!! Kali ini saya mengikuti a half day Saigon city tour dan a half day Cu Chi Tunnels. Saya berkeliling Ho Chi Minh City, mulai dari War Remnants Museum sampe Binh Tay Market serta tour terakhir ke Cu Chi Tunnels. Semua bisa ditempuh dengan mengikuti agen tour and travel yang banyak ditawarkan disepanjang District terutama kawasan backpacker. Saat mengikuti tour tersebut saya duduk di bagian paling belakang berdua dengan bule Jerman. Kami tidak begitu banyak ngobrol, tapi disetiap lokasi wisata kami selalu berdua, bahkan dikira sama Mr. Buffalo sang guide tour kami adalah sepasang kekasih.. *ciyeeehh gw juga mau keles punya pacar orang Jerman 😛

Kami menggunakan Van untuk tour sehari, berbagai wisatawan dari manca negara gitu isinya. Selain German, saya satu mobil bersama orang dari San Francisco, Filiphine, Australi, dan China. Ini kali pertama saya join tour group, hmm sangat mengesankan sekali pemirsaa 😀

Pada malam hari saya pergi jalan kaki ke Night Market, banyak pedagang souvenir maupun kuliner jajanan ringan disana. Sebelum pasar juga terdapat taman yang rindang yang digunakan untuk kongkow-kongkow para remaja lokal maupun wisatawan. Vietnam memiliki taman-taman yang indah dan tertata rapi, sepertinya negara kita kalah deh 😦IMG_4173

15 April

Bangun subuh euy.. waktunya melakukan perjalanan jauh yaitu menuju Siem Reap. Siem Reap merupakan salah satu kota besar di Kamboja setelah ibu kotanya yaitu Phnom Penh. Namun saya rasa Siem Reap lebih besar dan oke untuk tujuan wisata dibanding Phnom Penh. Saya naik bus dari tour and travel The Sinh Tourist. Busnya biasa tapi lumayan nyaman dan dingin, di dalem bus dibagikan tisu basah dan air mineral secara gratis. Dari Ho Chi Minh City menuju Siem Reap membutuhkan waktu sekitar 14 jam lamanya, tetapi setelah 7 jam yaitu tepatnya di Phnom Penh harus ganti bus lagi di kantor travelnya tentunya setelah melewati imigrasi di perbatasan Moc Bay.

Saya tiba di Siem Reap malam hari jam 8, saya sudah di jemput oleh sopir tuk-tuk yang saya pesan dari hostel. Jalanan macet bukan main saat itu, karena dihari kedatangan saya adalah Khmer Days, mirip tahun baru gitu kalau di negara kita karena banyak acara disetiap sudut kota seperti live music.

16 April

Bangun subuh lagiii… hahahahhahha karena saya harus ngejar sunrise di Angkor Wat. Sebelumnya saya sudah memesan sebuah tuk-tuk untuk one day tour di Siem Reap. Namanya Mr. Vanny, saya pesan dengan harga 20 USD untuk one day tour bersamanya dari jam 5 subuh sampe sore hari. Mungkin lumayan boros untuk single traveler seperti saya tapi karena ini adalah moda transportasi satu-satunya yang sangat rekomended saya terpaksa ambil mengingat Kamboja itu sama persis dengan Vietnam, moda transportasinya sangat susah coy.. -___-

Jadilah seharian saya berkencan dengan Mr. Vanny. So far dia baik banget sama saya, walaupun dia memberlakukan aturan seperti model sopir tuk-tuk scam yang membawa para wisatawan ke toko souvernir tertentu sehingga dia dapat fee dari toko tersebut, tetapi Mr. Vanny tidak memaksa saya untuk membeli. Dia benar-benar memberikan hak progresif saya untuk memilih apa yang ingin saya beli dan kemana saya ingin pergi. Bahkan dalam beberapa kesempatan dia mengambil gambar saya di berbagai lokasi wisata.. hihi serasa punya tukang foto gitu saya 🙂

Tempat wisata yang sangat menakjubkan di Kamboja khususnya Siem Reap menurut saya adalah Angkor Wat. Bangunan candi yang IMG_4313megah dan keren banget, apalagi bagi penggila fotografi tempat ini sangat rekomended sekali terutama sewaktu sunrise. Bagian Angkor Wat yang sangat mengesankan bagi saya yaitu Ta Phrohm, lokasi filmnya si Angelina Jolie dalam film Tomb Rider. Sumpah keren banget ini lokasi, bisa ada akar pohon menjulang tinggi diantara bangunan candi. Namun sedikit disayangkan sewaktu saya kesana ada perbaikan di lokasi tersebut jadi kerennya kurang klimaks.. hahahhahahhahaah 😀

17 April, Saya dari Siem Reap terbang ke Kuala Lumpur. Lumayan beberapa jam saya bisa sightseeing city tour di KL sebelum saya melanjutkan terbang ke Medan 🙂

Pada intinya traveling sendiri maupun kelompok itu asik, namun jika sedirian itu lebih ada tantangannya, lebih dapet kesan-kesannya dan lebih menggairahkan tentunya.. bhwahahahahahhaha.. Because traveling is not about the destination but it’s journey ^_^IMG_4220

Bagi sebagian orang jaman sekarang traveling merupakan gaya hidup. Banyak orang berbondong-bondong melakukan perjalanan untuk berlibur maupun sekedar menjelajah baik itu luar ataupun dalam negeri. Pilihan traveling pun bervariasi, ada yang melakukannya melalui agen travel, berkelompok, secara mandiri dengan seorang teman bahkan solo traveling alias seorang diri.

Baru-baru ini saya mencoba untuk ber-solo traveling ke 4 Negara dalam waktu 5 hari, yaitu Singapore, Hong Kong, Macau dan Kuala Lumpur. Dalam kesempatan ini saya akan sharing kisah-kisah seru saya selama 5 hari berpetualang seorang diri di negeri orang. Sebenarnya kisah ini berawal dari tiket promo Semarang – Singapore seharga Rp 99.000 dari maskapai penerbangan murah. Berangkat dari tiket murmer tersebut saya bikin itinerary sedemikian rupa untuk melakukan solo traveling. Lantaran sudah pernah berkunjung ke Singapore, saya hunting tiket promo ke negara lain yang bisa saya singgahi melalui Singapore. Kemudian pilihan jatuh pada Hong Kong. Setelah itu jadilah rute solo traveling saya, yaitu 1 hari di Singapore, 2 hari di Hong Kong, 1 hari di Macau dan 1 hari di Kuala Lumpur.

Day 1

Hari pertama saya terbang dari bandara A. Yani Semarang menuju Changi – Singapore. Saya berangkat dari Jepara pukul 5.30 melalui travel yang langsung mengantar saya ke bandara A. Yani Semarang. Di bandara Semarang cerita seru pun dimulai. Setelah melalui check in dan petugas tax bandara saya bergegas menuju ruang tunggu keberangkatan international. Karena sudah beberapa kali ke luar negeri via Semarang saya tidak begitu heran dengan kondisi bagian keberangkatan international di sini. Sama sekali tidak eksklusif seperti di bandara-bandara lain. Karena bagian imigrasi masih tutup kemudian saya duduk manis di antara orang yang sudah duduk duluan. Selang beberapa menit kemudian orang sebelah saya nyolek-nyolek, “mbak-mbak nek KTKLN entek njuk piye yo mbak?” (mbak-mbak misalnya KTKLN habis itu gimana ya mbak?)

Seperti dvd player yang sedang di pause, seketika saya terhenti bengong, dan dalam waktu sedetik saya memperhatikan orang di sebelah saya ini, kemudian menjawab “ohh maaf mbak, saya nggak ngerti.” Alamak pasti saya dikira sesama TKW. Setelah ngobrol lebih lanjut saya menjelaskan bahwa saya nggak kerja di Singapore melainkan hanya melancong, dan saya pun baru tahu bahwa KTKLN adalah Kartu Tanda Kerja Luar Negeri. Lumayan dapat ilmu perTKWan :’)

Ada sekitar 3 orang TKW yang duduk di sebelah saya, 2 di antaranya KTKLN-nya sudah habis masa berlakunya, makanya mereka terlihat begitu cemas dan takut kalau tidak lolos di bagian imigrasi. Saya adalah orang yang paling tidak bisa melihat orang lain susah, kemudian saya mencoba menenangkan mereka, saya ajari mereka trik-trik supaya mereka lolos di bagian imigrasi. Yah walaupun berhasil atau tidak yang penting secara psikologis saya mencoba menguatkan mental mereka dulu. Sukses tidaknya kan itu kembali pada amal dan ibadah mereka 😀

Saya tiba di Singapore siang hari sekitar pukul satu siang disambut dengan hujan yang lumayan deras. Sewaktu di Singapore tidak banyak tempat yang saya kunjungi, saya hanya mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Setelah sore sampai malam melancong sendirian di Singapore, pukul 9 malam saya kembali ke guest house. Terselip kekhawatiran seketika di benak saya. Sebenarnya guest house yang saya pesan adalah 4 mix dormitory room a.k.a kamar yang tidurnya rame-rame berempat campur entah dengan traveler lelaki ataupun perempuan dengan kasur bertingkat seperti barak. Nah ketika saya check in siang saya tidak lupa menanyakan kepada pemilik guest house siapa teman-teman sekamar saya. Saya berharap perempuan semua. Tetapi pada kenyataannya jawaban pemilik guest house itu berbeda. Teman-teman sekamar saya merupakan lelaki semua, 1 dari England, 1 dari Malaysia, dan 1 lagi entah dari mana. Alamak dag dig dug jantung hati bergetar membayangkan saya akan tidur bersama para lelaki berbagai macam negara dalam satu kamar. Walaupun kasurnya satu-satu bertingkat dan biasanya sesama traveler itu sopan juga saling menghargai tapi tetap saja membuat saya paranoid. Saya pilih penginapan ini karena reputasinya lumayan bagus, tempatnya sangat strategis karena terletak di Bugis Junction. Hanya saja di sini tidak ada pilihan female dormitory room atau single room yang khusus perempuan. Setahun yang lalu saya juga menginap di sini bersama teman-teman saya, tetapi karena bertiga kami bisa bareng sekamar perempuan semua.

Selepas sholat saya berdoa semoga saya aman-aman saya di penginapan ini. Dan Allah mendengar doa saya, sewaktu mau membersihkan muka di wastafel luar, kebetulan sekali ada bule perempuan yang sedang mainan tabletnya di sofa dekat wastafel. Seketika saya dapat ide, saya juga akan melakukan hal yang sama kayak bule itu. Saya bawa tas kecil yang berisikan barang penting dan saya duduk di depan bule tersebut, sedangkan ransel besar saya taruh di loker kamar yang sudah saya gembok. Kebetulan bule itu juga betah sekali, kami nongkrong di sofa itu sampai jam 12 malam sambil memainkan tablet kami masing-masing. Sempat juga kami ngobrol dan bercanda ketika ada seorang lelaki yang sepertinya lelaki dari Thailand yang datang dan bergabung dengan kami. Lelaki Thailand lebih dulu menyapa saya “ohh Hi, u’re a muslim” karena melihat saya berhijab. Saya pun membalas sapaannya “hello” dengan memberikan senyum semanis mungkin. Kemudian si bule dan Thailand mengobrol sebentar, dari obrolan tersebut diketahui bahwa bule perempuan itu berasal dari Amerika, dan lelaki Thailand yang terlihat cool dan cakep itu sepertinya teman sekamar si bule. Mereka terlihat sudah saling mengenal sebelumnya. Si bule ngeledikin si Thailand yang rambutnya dikuncir atas tengah ala Khrisna, bule bilang “model gaya rambut apaan sih itu? Cupu, culun punya.. hahahhaha” si bule ketawa. Kemudian si Thailand menjawab “lho ini bagus koq, keren tau!” sembari dia menoleh dan bertanya ke arah saya lalu berkata “what d’you think about my hair’ style?” Karena dia cakep saya beri aja dia pujian, dengan mengangkat jempol “you look so good” sambil menoleh ke bule Amerika saya bilang “hey he’s so cool you know”..  kemudian “hahahahahhahah…” Yes! ice breaking saya berhasil, semuanya pada ketawa 🙂

Day 2

Ok hari pertama saya alami dengan lancar jaya. Di hari kedua ini sewaktu saya berada di Singapore Changi Airport dan akan bertolak ke Hongkong tiba-tiba ada sebuah kendala yang tidak saya duga sebelumnya. Smartphone saya mengalami sudden death alias mati total. Saya sedikit panik karena segala informasi mengenai Hong Kong berada di smartphone tersebut. Dalam kepanikan saya terus berfikir bagaimana caranya nanti saya bisa bertahan di sana.

Lagi-lagi Allah memang Maha Baik, sewaktu menunggu boarding time saya dipertemukan dengan seorang ibu-ibu berkewarganegaraan Singapore yang juga mau bertandang ke Hong Kong. Berawal dari beliau duduk di sebelah saya, kemudian kami saling menyapa dan lanjut ngobrol panjang lebar. Ibu warga Singapore keturunan Tiong Hoa ini sangat fasih berbahasa Inggris dengan grammar yang bagus dan mudah dipahami. Tidak seperti kebanyakan warga China yang berada di Singapore, kadang-kadang bahasa Inggrisnya sulit dicerna karena intonasi English Singapore memang sangat berbeda dengan English British maupun English America. Beliau banyak bercerita pengalamannya saat di berbagai negara. Ternyata suaminya berkerja di bandara dan sering berpindah tempat di berbagai belahan dunia kurang lebih 30 tahun lamanya dan beliau sering mengikuti kemanapun suaminya pergi. Beliau baik banget, menasehati saya nantinya harus bagaimana, juga memberitahu tempat-tempat recommended di Hong Kong dan Macau. Ada satu tempat recommended yang beliau lupa namanya, kemudian beliau nelpon suaminya hanya untuk sekedar menanyakan nama tempat tersebut untuk saya. Kata-kata yang paling sering saya dengar dari beliau adalah “you are very clever girl” atau “u’re so brave girl” dan katanya lagi bahwa dari sekian tahun dia ketemu dan mengobrol dengan sesama orang yang menunggu di airport baru saya seorang solo traveler dari Indonesia yang sangat berani ke tempat asing apalagi saya tidak bisa bahasa Mandarin maupun Cantonese. Dia juga berpesan supaya saya selalu menghubungi orang rumah di setiap saat dimana saya berada.  Alhamdulillah masih banyak orang baik ternyata di luar negeri ^_^

Sesampai di Hong Kong saya kehilangan jejak ibu Singaporean itu, padahal beliau mau mengantarkan saya beli octopus card dan menunjukkan letak terminalnya. Yasudah mungkin belum berjodoh lagi dengan beliau. Saya pun berusaha mandiri di sana.

Saat kaki melangkah di garis masuk bagian imigrasi tiba-tiba terdengar ada seorang lelaki memanggil dengan bahasa ibu saya “mbak, numpang tanya ini ngisinya gimana ya?” tanya seorang lelaki paruh baya sambil menunjuk kertas formulir imigrasi. Dalam hati “haduh perasaan saya yang butuh bantuan, karena saya kehilangan semua informasi tentang Hong Kong, kenapa saya yang dimintai bantuan orang mulu sih” tapi segera saya berbaik sangka “ah yasudahlah, kalau saya ikhlas menolong ini orang pasti nantinya saya juga bakal ditolong orang.”

Kemudian saya dampingi itu lelaki dalam mengisi formulir imigrasi sampai di bagian imigrasi juga saya dampingi karena permintaan dia dengan alasan dia tidak bisa berbahasa inggris. Sukses di imigrasi dia masih minta tolong untuk mencarikan tempat dimana letak bagasinya. Dalam hati lagi “haduh bener-bener yaa, perasaan seharusnya aku yang di tolong.. ah yasudahlah ikhlas, ikhlas..” gumam saya. Selepas menemukan bagasi lelaki itu saya segera minta ijin kepada lelaki itu bahwa saya mau beli octopus card (kartu yang multiguna, untuk membayar MTR, bus, belanja di sevel, dll)

Octopus card bisa dibeli di counter bagian sebelah kanan setelah pintu keluar imigrasi. Di banderol dengan harga mulai 150 HKD dan bisa di refund setelahnya. Setelah itu saya ke bagian informasi selain mengambil free Hong Kong map saya juga menanyakan kepada petugas dimana saya bisa membeli sim card traveler. Kemudian saya ditunjukkan bahwa letak counternya berada di sebelah kanan setelah pintu Exit, bersebelahan dengan bilik-bilik ATM. Counter yang menjual sim card traveler bernama Nobletime AV & Telecom. Saya membeli simcard bermerek PCCW HKT seharga 96 HKD khusus internet bagi traveler selama 5 hari.

Setelah membeli simcard lokal saya bergegas mencari bus menuju Hong Kong island. Awalnya saya berencana naik airport express namun berdasarkan recomendasi dari ibu Singaporean tadi saya akhirnya memilih naik bus dengan pertimbangan murah di ongkos dan sama-sama memiliki durasi waktu yang hampir bersamaan dengan airport express untuk tiba di kota Hong Kong. Terminal bus terletak sebelah kanan di pertigaan dekat airport express Hong Kong Expo. Kebetulan saya sudah booking hostel di daerah Causeway Bay, maka untuk menuju ke sana saya harus naik bus no. A11.

Bus A11 memiliki 2 tingkat, saya memilih duduk di atas pada tingkat ke2. Mungkin memang berjodoh, di atas saya bertemu lagi dengan lelaki yang tadi saya bantu sewaktu di imigrasi. Dia sudah duduk duluan bersama seorang wanita yang kemudian saya ketahui bahwa wanita tersebut adalah istrinya yang sudah lama menjadi TKW di Hong Kong. Sesampai di Causeway Bay saya tiba-tiba ragu akan hostel yang sudah saya pesan. Bukannya hostel tersebut memiliki reputasi tidak bagus, melainkan memang saya tiba-tiba mendengar kata hati saya bahwa saya lebih baik mengikuti kenalan baru saya suami istri sesama Indonesia tersebut. Selain saya berpikir bahwa akan lebih irit karena saya berencana keesokan hari pengen pergi ke Macau, di samping itu juga saya merasa lebih aman bersama teman-teman dari Indonesia. Hostel yang sudah saya pesan sebelumnya itu female dormitory room yang dihuni oleh 9 orang per kamarnya atau 9 bed/kamar. Oleh sebab itu saya memilih tawaran para temen TKW (Suami istri itu dijemput sama teman mereka, 2 orang wanita TKW juga) Dari para TKW saya dicarikan kamar di hotel yang sama dengan suami istri yang notabene teman mereka tersebut dan dapat kamar lebih murah dari yang sudah saya booking, yaitu 250 HKD semalemnya dan dapat private room, sedangkan untuk hostel yang sudah saya pesan saya harus merogoh kocek sebesar 399 HKD untuk 9 female dormitory room. Tidak masalah saya harus rela kehilangan 10 % dari bookingan hostel saya tersebut yang penting saya bisa dapet private room, bisa sholat dengan tenang dan tidur pulas.

Benar juga kata hati memang tidak pernah berbohong. Tidak salah saya mengikuti mereka. Saya diberi makan lontong pecel versi Hong Kong bikinan mereka sendiri yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Lalu saya diajak bergabung karena saya sudah menjadi bagian dari mereka. Selain mereka juga orang baik, mereka banyak bercerita kisah-kisah TKW di Hong Kong. Nah, lagi-lagi dapat ilmu perTKWan :’)

Day 3

Hari ini kenalan suami istri yang kemarin bertemu di bandara mau berpindah penginapan di daerah Tsim Sha Tsui, Kowloon. Dalam hati wah kebetulan sekali saya bisa menitipkan ransel saya sembari saya melancong sendiri di Kowloon dan sorenya lanjut ke Macau. Alhamdulillah suami istri tersebut tidak keberatan saya menitipkan tas saya di hostel mereka seharian.

Untuk menuju Tsim Sha Tsui – Kowloon dari Causeway Bay kami naik MTR arah Sheung Wan kemudian turun di Admiralty, dari Admiralty ganti MTR arah Tsuen Wan. Hanya selang satu MTR sudah sampai MTR Tsim Sha Tsui. Kemudian kami keluar Exit C1. Karena mereka akan menginap di Chungking Mansion, gedung ini terletak tidak jauh dari Victoria Harbour bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit. Untuk menuju Avenue of Star yang terletak di kawasan Victoria Harbour, dari Exit C1 saya cukup berjalan lurus sampai mentok belok kanan kemudian melewati subway dan nanti terlihat Victoria Harbour.

Avenue of star merupakan tempat mainstream di Hong Kong. Sebagai bentuk perhargaan kepada mereka yang dianggap berjasa dalam bidang industri perfilman. Terdapat patung Bruce Lee, telapak tangan Jackie Chan, dsb. Malam hari di sana juga terdapat musikal kembang api juga laser Symphony of Light yang dimulai pukul 8 malam, tetapi hanya berlangsung selama 15 menit. Mengingat waktu yang terbatas, saya belum berkesempatan untuk menonton Symphony of Light. Saya hanya bisa menikmati Avenue of Star pada siang hari.

Dalam perjalanan menuju Avenue of Star ketika melewati Peninsula Hotel, saya melihat 3 orang lelaki Jepang yang sedang berfoto di depan landmark Peninsula Hotel. Seketika saya pun ikut nimbrung memoto hotel mainstream itu di sebelah mereka. Kemudian saya kepo, menanyakan apakah mereka berkenan saya mengambilkan gambar mereka. Betul saja, mereka langsung semangat memberikan camera mereka kepada saya. Sempat juga ngobrol-ngobrol sebentar dengan mereka, kami saling menanyakan berasal darimana, tinggal dimana dsb. Dengan prinsip simbiosis mutualisme saya pun meminta mereka berkenan mengambil foto saya, bahkan saya juga request foto bersama mereka. Hehehehe maklum walaupun sendirian saya juga tetap pengen eksis ^_^

Setelah bernarsis-narsis ria dengan para lelaki Jepang saya lanjut menyusuri jalanan Tsim Sha Tsui, di persimpangan jalan ketika mau melewati subway saya melihat ada seorang gadis yang berjalan sendirian seperti saya dengan membawa smartphone. Lagi-lagi saya kepo berjalan mendekatinya dan melirik smartphonenya. Dia terlihat sedang sibuk memutar-mutar google map. “Yes, ada temen” seketika dalam hati saya. Saya langsung menghampiri dia pura-pura menanyakan dimana letak Avenue of Star berada. Walaupun saya juga belum tahu pasti dimana letak Avenue of Star, paling tidak saya berharap dia juga ke arah yang sama dengan saya. Sekali lagi keberuntungan menghampiri saya, dia juga mencari letak dimana Avenue of Star berada. Kemudian kamipun menjadi teman perjalanan selama di kawasan Victoria Harbour. Gadis yang berasal dari South Korea ini sangat ramah juga baik. Walaupun kami memberlakukan simbiosis mutualisme dengan menjadikan satu sama lain teman perjalanan dan saling memoto, tapi dia lebih banyak memoto saya. Hihihihihi 😀

Sepanjang Avenue of Star saya seolah-olah memiliki teman perjalanan. Yah South Korean girl inilah yang menjadi teman saya. Kami berjalan bersama menyusuri tepian kawasan Victoria Harbour. Mengambil foto, bergantian memoto diri kita masing-masing. Waktu itu cuaca di sana sangatlah teduh disertai angin yang lumayan kencang. Ada saat ketika angin berhembus kencang sekali si gadis Korsel ini tidak mau berfoto ketika saya tawari untuk memotonya. Alasan dia tidak mau berfoto hanya karena angin kencang bikin rambutnya berantakan. Saya langsung menebak mungkin dia seorang Taurus, karena biasanya orang Taurus paling memperhatikan gaya rambutnya dan tidak mau diambil gambar ketika rambutnya sedang berantakan :p

Setelah kami puas menyusuri Avenue of Star kamipun berpisah, dia akan balik ke airport dan saya melanjutkan perjalanan naik Hong Kong Big Bus untuk rute Kowloon. Tiket saya beli seharga 220 HKD untuk durasi setengah hari. Hong Kong Big Bus ini layaknya bus Hop On Hop Off, bus khusus wisatawan yang memang tidak banyak memiliki waktu seperti saya dan hanya ingin sightseeing city tour tanpa susah naik transportasi umum lainnya. Selama naik bus ini saya tidak turun ke wisata lain kecuali Ladies Market. Karena memang jadwal itinerary saya adalah saatnya city tour dan berbelanja. Ladies market ini terletak di Mong Kok. Walaupun hanya melakukan window shopping, atau sekadar membeli oleh-oleh yang ringan dibawa, di sinilah tempatnya.

Untuk menuju Ladies Market, setelah turun dari halte Big Bus no.12 masuk saja ke mall di belakang halte. Lurus terus langsung menuju pintu keluar lagi dan sampai di jalan raya, kemudian melewati subway Mong Kok. Jangan lupa juga dihafalkan jalan kembali untuk ke halte semula agar bisa menaiki Big Bus lagi secara gratis dengan menunjukkan tiket yang pertama kali kita beli. Sebenarnya sewaktu mencari lokasi ladies market saya sempat juga bertanya pada seorang TKW. Waktu itu saya lewat di depan sekerumunan orang dan sayup-sayup saya mendengar ada yang bercakap-cakap menggunakan bahasa jawa. Tanpa babibu saya langsung menghampiri orang tersebut. Saya tanya “mbak, ladies market ki sebelah ndi to?” (mbak, ladies market itu sebelah mana ya?) dengan singap si mbak TKW langsung menjelaskan rinci jalan menuju ke sana. Kemudian sayapun berterima kasih padanya, dan si mbak malah masih melanjutkan obrolan “sampean tinggale nang ndi mbak?” (kamu tinggalnya dimana mbak?) tanyanya. Saya pun menjawab “aku nang Causeway Bay mbak” (saya di Causeway Bay mbak) karena setahu saya Causeway Bay adalah pusat para TKI berkumpul di sana, dan KJRI (Konsulat Jendral Republik Indonesia) juga berada di sana. Hahahaha saya ngaku-ngaku biar dikira sesama teman TKW gitu 😀

Puas berbelanja di ladies market dan pasar buah saya bergegas kembali ke halte 12 Big Bus Hong Kong yang tadi untuk melanjutkan ke daerah Tsim Sha Tsui lagi. Waktu menunjukkan pukul 3 sore hari, saya menuju MTR Tsim Sha Tsui menuju Central. Setelah sampai di Central ganti MTR menuju Sheung Wan. MTR Sheung Wan ini satu lokasi dengan Tsun Tak mall, untuk membeli tiket ferry berada di lantai 3 Tsun Tak Mall ini. Tiket Turbojet seharga 159 HKD untuk sekali menyebrang. Berdasarkan rekomendasi teman TKW yang membantu saya di Causeway Bay saya beli tiket PP Hong Kong – Macau supaya lebih mudah untuk kembali ke Hong Kong. Kebetulan dapat jam 4 sore jadi saya tidak perlu menunggu lama untuk menyebrang ke Macau.

Tepat pukul 5 sore saya sampai di Macau. Berdasarkan recomendasi dari teman milis, saya mengikuti jejaknya untuk naik free shuttle bus yang dikelola Lisboa Hotel & Casino. Minibus yang berwarna hijau bertuliskan Lisboa ini terletak di pintu Exit sebelah kiri lurus terus, cari yang ada tulisannya Lisboa Casino. Dengan PDnya saya ikut naik diantara para kaum borjuis yang penampilannya perlente. Mungkin mereka menganggap saya aneh karena berhijab dengan penampilan traveler dan seorang diri pula, tapi saya tidak peduli anggapan mereka terhadap saya. Toh kenal aja tidak kan? Hahahahhaha.. 😛

Macau memang sangat totalitas dalam menyambut para wisatawan yang datang ke negaranya. Banyaknya free shuttle bus menuju casino-casino, dan hampir seluruh pelayan yang bekerja di tempat casino maupun hotel sangat ramah dengan para wisatawan. Mereka sama sekali tidak memandang latar belakang kita. Mereka sangat mengutamakan totalitas dalam memberikan fasilitas-fasilitas yang mereka suguhkan. Berkali-kali saya keluar masuk casino dan hotel mencicipi rest room ala hotel bintang lima, dengan baik mereka menunjukkan dimana letak rest room. Padahal saya hanya berkeliling melihat-lihat saja. Hehe..

Day 4

Cerita di Macau saya skip karena sangat panjang sekali.

Singkat cerita setelah puas menginjakkan kaki di Macau kemudian saya kembali ke Hong Kong island. Dari Macau kota ke Terminal Maritimo a.k.a Macau Terminal Ferry bisa ditempuh dengan naik bus no. 3, 3A, 10B, dan 28A. Kalau kemarin saya naik bus 3A menuju terminal ferry. Kemudian dari terminal saya tukar tiket Turbojet saya di lantai 2, lantaran saya sudah memiliki tiket pulang tapi hanya di stempel dan perlu diganti tiket aslinya.

Sesampai di Sheung Wan saya naik MTR ke Central, dari Central pindah MTR menuju Tsuen Wan turun di Tsim Sha Tsui lagi untuk mengambil ransel saya yang saya titipkan pada suami istri yang kemarin. Karena saya telepon si istri tapi tidak diangkat, saya random lansung menuju penginapan mereka. Dengan mengandalkan ingatan saya melalui obyek gambaran lokasi kemarin sayapun bisa dengan mudah menuju penginapan mereka. Selama di Hong Kong dan Macau saya benar-benar mengandalkan mata sebagai alat merekam dan menampung ingatan visual saya untuk gambaran lokasi dan obyek supaya saya tidak tersesat.

Setelah packing barang-barang dan mengobrol sebentar saya pun berpamitan kepada mereka untuk melanjutkan ke Tian Tan Buddha di Lantau Island dan Hong Kong Disneyland Resort dan lanjut pulang. Dari Tsim Sha Tsui saya naik MTR menuju Tsuen Wan kemudian turun di Lai King. Dari MTR Lai King saya ganti MTR arah Tung Chung line. Sesampai di Tung Chung keluar Exit B. Di sana saya berencana naik Ngong Ping 360 Cable Car, sayang sekali cuaca tidak mendukung karena sewaktu saya di sana cuaca sangat berangin kencang dan agak dingin.  Semua wisatawan yang menuju Ngong Ping Village di alihkan naik bus. Tiket bus ini lebih murah dibanding cable car. Kalau cable car dibanderol dengan harga 150 HKD untuk tiket standart PP, untuk Crystal Cable Car dibanderol lebih mahal. Sedangkan harga bus menuju Ngong Ping Village harganya 35 HKD untuk PP.

Sewaktu mengantri bus, saya sempat bertemu rombongan dari Indonesia. Terlihat rombongan tersebut memanfaatkan jasa tour untuk liburan mereka di Hong Kong. Rombongan itu mengantri tepat di belakang saya. Sewaktu mereka mengobrol dengan sesamanya, saya langsung menoleh, karena ternyata mereka berbahasa jawa. Langsung saja saya menyapa ibu-ibu di belakang saya. Usut punya usut rombongan Chinese ini berasal dari Semarang. Alamak saya jauh-jauh pergi ke Hong Kong ketemunya orang Semarangan juga, hehe.. Kamipun mengobrol banyak, sewaktu si ibu ini tahu saya solo traveling ke Hong Kong, dia kaget, langsung saja saya di interograsinya bagaimana bisa sampai ke sini, naik apa, bla bla bla sampai sering juga kalimat keluar dari mulut beliau “kamu itu lho nok, koq berani banget sih” sambil menepuk-nepuk pundak saya. “haduh bu, bagaimana ya, saya memang sedikit gila” batin hati saya 😀

Tiba giliran saya naik bus, karena rombongan Chinese yang tadi terlalu banyak maka mereka mendapatkan kesempatan naik bus berikutnya. Di dalam bus menuju Ngong Ping saya mendapatkan teman duduk seorang Chinese yang berasal dari Kuala Lumpur. Kami asik mengobrol dan lagi-lagi ketemu sesama teman traveler yang baik dan nyambung arah pembicaraannya dengan saya. Dia juga sendirian tapi dia ke Hong Kong via Macau, dan kami menjadi teman perjalanan selama di Tian Tan Buddha, Ngong Ping Village. Seperti ibu Singaporean kemarin, si gadis Chinese dari Kuala Lumpur ini banyak memuji saya. Dia bilang saya hoki banget karena berani ke Hong Kong dan Macau tanpa bisa Mandarin maupun Canton 🙂

Selain Ngong Ping Village di sana terdapat Big Buddha, Tai O Fishing Village, Po Lin Monastry juga ada wisdom path. Selepas dari sana saya menggunakan bus lagi dengan menunjukkan tiket yang dibeli dari Tung Chung tadi. Perjalanan naik bus memakan waktu sekitar 45 menit untuk turun dari Ngong Ping ke Tung Chung.

Bagi fashionista yang suka berbelanja, di Teminal Tung Chung juga ada mall bernama City Gate. Mall ini terkenal dengan harga miring dan barang yang ditawarkan adalah barang-barang branded. Konon katanya karena fashion yang sudah tidak in lagi di Hong Kong itu dijual murah di sini. Saya dapat rekomendasi ini dari ibu Singaporean yang saya temui di Changi Airport 🙂

Belum lengkap ke Hong Kong kalau belum ke Disneyland. Yah walapun saya tidak masuk ke dalam, mengingat beberapa jam lagi saya akan flight ke Kuala Lumpur, maka saya hanya nampang foto di depan gate Disneyland saja. Yang penting bisa tetap eksis dengan berfoto di landmark Disneyland Resort ini. Hehehehehe.. 😛

Disneyland Resort memiliki monorail sendiri seperti Universal Studio Singapore. Namun monorailnya Disney lebih unyu, karena desain di dalamnya serba produk Disney. Bahkan jendela dan pengangan di dalam railnya berbentuk Mikey Mouse 🙂

Setelah bernarsis-narsis ria di landmark Disneyland Resort, saya bergegas menuju bandara international Hong Kong. Walaupun masih sore saya sampai di bandara sedangkan boarding saya masih jam 8 malam. Tujuan saya buru-buru ke bandara adalah mencari lokasi untuk men-charge smartphone saya dan mencari tempat yang bisa saya gunakan untuk sholat. Tiba di bandara saya langsung me-refund octopus card saya, lumayan buat beli camilan+minuman di bandara.

Niat yang baik memang selalu mendatangkan kebaikan pula. Setelah beli beberapa coklat di sevel bandara Hong Kong, saya lantas mengarahkan kaki saya untuk mengambil troli guna metelakkan backpack saya biar pundak saya sedikit lebih nyaman. Dengan tidak sengaja saya melihat ada tulisan “pray room” persis di sebelah sevel.  Alhamdulillah, Allah sangat baik dengan menuntun saya ke sini. Bergegas saya masuk dan cessss.. dingin dan sepi di dalam. Saya lihat sekeliling ruangan, bersih, rapi dan ada hadiah dari Allah yaitu ada banyak stop contact untuk mengecharge gadget saya. Bergegas saya menaruh tas saya lalu ambil air wudhu. Selepas berwudhu tiba-tiba saya mendengar.. “kreekkk kresekk kreseekk..” spontan saya kaget, saya lihat di kaca yang bisa memantulkan arah ke pintu masuk. Dalam hati “haduh siapa yaa, semoga aja manusia” ketakutan dalam hati saya.  Saya kira saya adalah satu-satunya orang yang sholat di sini, karena seperti kita ketahui jarang sekali umat muslim di Hong Kong. Kemudian setelah saya keluar dari pintu wudhu, saya lihat sosok lelaki, ganteng, berpakaian seragam rapih hitam putih ala pilot dengan membawa koper yang saya perhatikan memang sama persis seperti kopernya para pilot yang sering mondar mandir di bandara.

“Alhamdulillah Allah baik banget dengan mendatangkan lelaki ganteng untuk menemani saya sholat di tempat asing ini” dalam hati saya berbunga. Setelah saya memakai mukena saya dan menggelar sajadah, si lelaki itu pun selesai berwudhu. Saya iseng memberanikan diri untuk memintanya menjadi imam, karena di situ hanya kita berdua yang sholat. Awalnya dia agak ragu karena dipikir saya sholat Ashar saja. Setelah saya jelaskan bahwa saya juga sholat Jamak, karena saya juga belum sholat Dhuhur akhirnya kamipun sholat berjama’ah. Selepas sholat kamipun sempat berbincang-bincang sebentar. Ternyata dia berasal dari Kuala Lumpur dan sementara menetap di Hong Kong lantaran pekerjaannya. Tidak lama mengobrol diapun berpamitan harus segera pergi karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. “Fiuugghh.. lumayan segeran” dalam hati.. Hahhahahaha 😀

Sudah yaa ceritanya, saya capek sekali menulis berlembar-lembar.. 😀

Lho Hez hari ke 5 nya mana?? Oiya belum yah? Hehe..

Day 5

Tiba di Kuala Lumpur.

Lagi-lagi saya di ikuti oleh TKW yang meminta bantuan di bagian imigrasi. Yasudah lah berhubung saya banyak ditolong orang dan bertemu orang baik, maka dengan senang hati saya membantu TKW yang satu ini. Ternyata para TKW itu lebih nyaman bertanya pada orang yang sesama Indonesia. Saya ajari di sewaktu di imigrasi, saya antar juga waktu mencari bagasinya. Dari sana kami mengobrol dan akrab. Oke lagi-lagi saya dapat ilmu perTKWan lagi. Namanya mbak Afa. Kami banyak bercerita, saya cerita hobi saya yang melancong dengan modal nekat dan PD, sedangkan dia banyak bercerita mengenai pekerjaannya di Hong Kong. Melalui mbak Afa saya baru tahu bahwa gaji TKW di Hong Kong itu sebesar 6 jutaan. Wow! Sungguh takjub saya dibuatnya. Bahkan saya dipameri Samsung S3 nya, ditunjukkan foto rumah yang dibangun di kampung halamannya dll.. Pantesan TKW di Hong Kong pada betah ya, karena rata-rata mereka bekerja di sana selama 8-10 tahun lamanya. Mungkin karena itu jadi mereka bisa saving money lebih banyak.

Oke saya rasa cukup sekian sharing pengalaman dari saya. Kalau ada kritik saran dan pertanyaan bisa tinggalkan sesuatu di leave comment 😀

Kuntungan solo traveling adalah memiliki banyak teman :)KowloonTian Tan Budha

Siapa bilang ke luar negeri sendirian itu susah dan berbahaya, khususnya bagi perempuan. Memang semua tempat memungkinkan untuk terjadi tindak kejahatan, entah itu luar atau dalam negeri. Bagi perempuan yang suka traveling namun tidak ada teman yang bisa diajak pergi bareng karena alasan jadwal cuti tidak cocok dengan kita atau alasan lain tidak perlu khawatir, pilihan solo traveling bisa kita ambil. Berikut saya paparkan 7 tips solo traveling ke luar negeri berdasarkan pengalaman saya ber-solo traveling ke Singapore – Hong Kong – Macau – Kuala Lumpur dalam waktu 5 hari;

1.       Restu Orang Tua

Biasanya seorang traveler sejati selalu mengetahui kapan ada promo pesawat murah, karena biasanya mereka jadi member dan memiliki akun di situs resmi milik maskapai penerbangan. Nah ketika sudah mengetahui ada promo penerbangan murmer dan berencana melakukan perjalanan tapi tidak ada teman yang bisa diajak, yang pertama kali kita lakukan adalah minta restu ortu. Ini sangat penting mengingat dimana restu ortu itu sama halnya ridho Allah. Kalau ortu kita ridho, insyAllah semua perjalanan kita bakal lancar walaupun kita seorang diri di negeri orang.

2.       Persiapan Matang

Setelah mendapatkan restu orang tua, lakukan persiapan yang matang. Misalnya dengan booking tiket pesawat, booking penginapan, mempelajari transportasi di sana, tempat wisata yang mau kita kunjungi, adat istiadat di sana, pelajari juga sedikit bahasa yang mereka gunakan walapun berupa greeting atau percakapan umum. Jangan lupa juga cari tahu tempat-tempat yang red district dimana saja biar kita tidak salah mengunjungi tempat, dan kita tetap berada di kawasan aman.

3.       Bermental Kuat

Milikilah mental yang kuat, karena segala resiko dan kemungkinan itu bisa terjadi. Jadi kalau kita sudah memiliki mental yang kuat secara otomatis kita sudah mempunyai tameng dan akan menganggap segala sesuatu yang terjadi itu biasa saja dan wajar. Contoh; sewaktu kita bercakap-cakap dengan orang lain saat perjalanan, kemudian dalam percakapan tersebut ada beberapa kalimat yang bisa membuat mental kita down, misalnya statement seperti ini “hati-hati lho nanti di sana, apalagi kamu tidak bisa bahasa mandarin/kanton” atau berupa advice seperti ini “nanti seandainya diberi orang asing permen atau minum jangan mau ya.” Contoh-contoh di atas memang bermaksud baik, untuk mengingatkan kita akan pentingnya selalu waspada dan mawas diri, tapi secara psikologis kalimat-kalimat seperti itu menurut saya malah bisa menurunkan mental kita.

 4.       Trust Your Self

Berilah kepercayaan terhadap diri kita ini lebih dari orang lain. Pentingnya memberikan perhargaan tertinggi pada diri sendiri ini akan berpengaruh pada kelancaran perjalanan kita. Selalu terapkan bahwa kita mampu, kita pasti bisa. Selain itu sering-seringlah mendengarkan kata hati, karena kata hati itu sejatinya tidak pernah berbohong. Ini bisa kita terapkan saat bertemu dengan orang asing atau saat kita menanyakan sesuatu pada orang lain. Pertama-tama perhatikan orang tersebut kemudian dengarlah kata hati kita, jika kata hati kita bilang “ini orang sepertinya nggak beres, kayaknya salah nanya”. Nah secepat mungkin sudahilah percakapan dengan orang tersebut, supaya orang itu tidak terlalu mengetahui kondisi kita yang sedang traveling seorang diri dan sama sekali tidak tahu kemana arah jalan yang dituju. Kalau kita terlalu percaya pada orang tersebut dan mengikuti semua arahan dia, bisa jadi kita malah dalam kondisi bahaya.

5.       Jangan 90% Mengandalkan Smartphone

Traveling tanpa internet/smartphone memang sangat kering, kita tidak bisa buka map, aplikasi penting yang mendukung perjalanan kita, ataupun sekadar show off sama teman-teman kita di social media bahwa kita lagi jalan-jalan ke luar negeri. Tetapi saran saya janganlah bergantung 90% pada smartphone. Berdasarkan pengalaman saya kemarin, saya yang awalnya bergantung pada smartphone disadarkan oleh suatu kejadian di luar dugaan saya. Smartphone keluaran terbaru milik saya mengalami sudden death saat saya berada di bandara Singapura menuju Hong Kong, benar-benar tidak bisa digunakan. Padahal semua informasi penting mengenai Hong Kong berada di smartphone andalan saya tersebut. Untung saya masih ada smartphone lain, jadi saya sedikit terselamatkan dengan smartphone cadangan tersebut. Bagi yang memiliki hanya satu smartphone, saran saya adalah bawalah juga buku panduan mengenai negara yang kita tuju. Entah buku yang kita bawa dari Indonesia ataupun buku panduan atau map gratis yang disediakan di bagian informasi negara yang bersangkutan.

6.       Gunakan Otak Kanan

Nah, ini sangat penting ketika kita berada di suatu tempat dimana tempat tersebut belum pernah kita kunjungi sebelumnya alias baru pertama kali ke sana. Saat traveling ke sebuah negara modern menggunakan otak kanan sangat dianjurkan, karena kita harus mengandalkan visualitas dibanding komponen lainnya. Saat berada di tempat baru, mata kita akan menciptakan visual mengenai tempat tersebut. Jika kita lemah di otak kanan, dapat dipastikan kita akan kesulitan menghafal sebuah jalan/tempat. Karena otak kanan biasanya berhubungan dengan visual, maka orang yang dominan otak kanannya dapat sekali menghafal suatu wilayah walaupun dia baru kali pertama datang kesana. Ini bisa diterapkan misalnya saat kita pergi ke suatu lokasi, kita perlu mengingat jalan saat pertama kali kita masuk supaya kita pulangnya tidak tersesat. Sebagai pengalaman saya kemarin saya banyak mengandalkan mata saya untuk merekam jalan/tempat saat saya berada Hong Kong dan Macau dimana memiliki banyak gedung bertingkat, juga jalan yang membingungkan dengan tulisan yang sama sekali tidak saya pahami. Dengan mengandalkan visualitas, saya dengan lancar keluar masuk MTR, ke lokasi wisata, juga gedung-gedung bertingkat tanpa banyak bertanya pada orang lain.

7.       Believe in God

Sebagai manusia biasa yang punya banyak kelemahan dan kekurangan, kita tidak bolehlah sombong walaupun kita bisa ke luar negeri dengan membawa smartphone mutakhir, kartu kredit dengan limit puluhan juta, merasa telah hafal dan mempelajari segala sesuatunya dengan baik. Sepantasnya kita tetaplah harus berdoa dan percaya bahwa Allah selalu bersama kita. Sehebat apapun kita, kita tetaplah manusia biasa dan hanya Allah lah yang Maha Kaya lagi Maha Kuat. Jika kita sudah mengantongi prinsip di atas, saya yakin perjalanan kita pasti akan sangat menyenangkan.

Sekian dan happy traveling! ^_^

PhotoGrid_1384250365832 1375125_762686790424843_364889285_n 1450964_765311790162343_1569783410_n

image

Tepat seminggu yang lalu saya berpetualang di Thailand. Dua kota dari Thailand yang saya jelajahi, yaitu Bangkok dan Ayutthaya. Bermodal serba pas-pasan, mulai dari duit, kemampuan bahasa Inggris, bahasa Thai, dan pengetahuan juga pas2an, saya pun nekat melakukan perjalanan ini dengan seorang teman.

Siapa yang sangka sebelum kami bertemu hari H banyak halangan dan rintangan yang kami hadapi sehingga rencana liburan kami terancam batal. Teman saya hampir saja gagal berangkat, dan saya juga dengan kondisi kurang persiapan karena tugas mendadak dari suatu instansi terkait dengan kewajiban pekerjaan saya.
Sungguh waktu itu adalah minggu2 yang hectic, bikin emosi dan sangat menguras tenaga juga pikiran. Tapi saya tidak menyerah gitu aja, saya beli masalah saya dengan bersedekah. Bukan bermaksud pamer, ini hanya sekedar cerita motivasi supaya anda yang baca barangkali melakukan hal yang sama.
Saya bersedekah kepada dompet dhuafa, 1 juta rupiah saya transferkan, tepat di tanggal 23 Mei siang hari dimana saat itu saya sedang mendapatkan masalah dikantor yang membuat saya begitu emosi dan bikin kepala seakan mau pecah ditambah dapat sms bahwa patner jalan saya hampir batal ke Bangkok. Seketika saya buka hp, buka m-banking dan transfer ke dompet dhuafa, hanya bermodal keyakinan dengan harapan masalah2 saya tersebut segera ada jalan keluarnya. Dan it work! Lagi2 saya merasakan dahsyatnya bersedekah. Ke esokan harinya masalah2 saya beres dengan sendirinya, dan siang harinya dapet kabar patner jadi join ke Bangkok, ahh senangnyaa. \(^___^)/
Janji Allah itu bener-bener dahsyat yaa, sesuai dalam ayat QS.34:39 Dan barang apasaja yang kamu nafkahkan, maka Allah pasti akan menggantinya.”

image

image

image

Dan Alhamdulillah sewaktu di Thailand pun perjalanan kami lancar. Banyak kejadian konyol yang kami alami, seperti telat naik pesawat ke Bangkok sampai dipanggil2 diseantero bandara gara2 terlalu asyik ngobrol, terus sempet nyasar sewaktu di Ayutthaya, dan bertanya pada penduduk lokal yang mayoritas berbahasa Thai, sedangkan kita pakai bahasa Tarzan. But ‘No Pain No Gain‘, justru disitulah serunya perjalanan kami.

image

Maka intisari pelajaran yang bisa saya ambil dari serunya kisah perjalanan Bangkok – Ayutthaya kemarin adalah “Tidak ada yang MUSTAHIL jika kau YAKIN BISA“.

image

PASPOR UNTUK UMROH

Posted: February 26, 2013 in Uncategorized

Assalamu’alaikum wr, wb

*eaa tumben lebih rohani* ^____^

Hi guys, kalian mau berumrah? Belum punya paspor? Atau sudah punya paspor tapi nama yang tertera hanya dua suku kata? *seperti saya* :p

Tidak perlu risau, sekarang mengurus paspor secara mandiri itu gampang banget kok, hari gini gitu loh, hihihi.. Sudah2, tak perlu banyak basa-basi mari saya uraikan secara singkat berdasarkan pengalaman saya 2 minggu yang lalu, sewaktu saya nganterin keluarga saya bikin paspor, juga saya perlu menambah nama pada paspor saya 🙂 Berikut sedikit ulasannya;

BIKIN PASPOR SECARA MANDIRI

Ada dua alternatif untuk membuat paspor secara mandiri; yaitu melalui go show atau  online.

  1. Go Show (datang langsung ke kanim)

Sebelum permohonan persiapkan persyaratan dokumennya secara lengkap dari rumah diantaranya:

–           Dokumen Asli KTP WNI dan foto copynya 1 lembar.

–           Dokumen Asli Kartu Keluarga dan foto copynya 1 lembar.

–          Dokumen Asli Akte Kelahiran/Surat Nikah/ Ijazah dan foto copynya 1 lembar.

–          Dokumen Asli Paspor lama (untuk permohonan perpanjangan paspor) dan foto copynya 1 lembar.

–          Persiapkan materai Rp. 6000 dan alat tulis untuk mengisi formulir.

–          Bagi anda yang ingin mengajukan untuk anak yang dibawah 17 tahun atau belum memiliki KTP, maka diperlukan fotokopi KTP orang tua serta kartu keluarga.

Untuk proses pembuatan go show / jalur normal ini bisa membutuhkan sekitar satu minggu lebih, dengan proses tiga kali kedatangan diantaranya :

–          Kedatangan pertama untuk mengambil formulir permohonan pembuatan paspor

–          Kedatangan kedua untuk proses foto dan wawancara

–          Kedatangan ketiga untuk pengambilan paspor.

2.  ONLINE

Masuk ke website resmi imigrasi di www.imigrasi.go.id kemudian pilih layanan paspor online dan klik pra permohonan paspor.

Dokumen yang dibutuhkan sama dengan permohonan secara fisik go show, hanya saja diperlukan mengupload data tersebut dalam bentuk scan hitam putih dengan ukuran file tidak lebih dari 1,8 MB.

Atau coba baca terlebih dahulu pada kolom petunjuk pengisian paspor. Kemudian mekanismenya seperti ini;

Tentukan kantor imigrasi, waktu dan tanggal yang hendak anda datangi untuk proses pemohonan paspor tersebut. Yang harus anda ketahui apabila anda datang diluar tanggal yang ditentukan, maka permohonan lewat internet yang sudah anda dilakukan tidak dapat dilanjutkan, Oleh karenanya anda diharuskan membuat permohonan kembali.

Setelah data yang anda input telah lengkap, maka anda akan mendapatkan bukti formulir dalam bentuk pdf yang nantinya harus anda cetak sebagai syarat untuk bukti telah melakukan permohonan secara online.

Setelah itu datang ke kanim di hari yang sudah kita tentukan sebelumnya pada pra permohonan.

Sebaiknya datang pagi kemudian ambil antrian dan tunggu nama anda dipanggil di loket penyerahan formulir dan dokumen persyaratannya, dimana pada loket ini anda diminta untuk menunjukan kelengkapan data baik copy maupun dokumen aslinya. Satu hal yang anda harus ketahui, untuk persyaratan foto copy KTP jangan dibuat bolak balik seperti pada umumnya karena untuk persyaratan imigrasi ini berbeda yaitu harus di copy dalam satu lembar yang sama. Dan semua dokumen yang di copy menggunakan kertas ukuran A4.

Jika melalui jalur online, setelah menyerahkan formulir tersebut langsung dapat melanjutkan proses foto dan wawancara pada hari yang sama, biasanya setelah jam makan siang. Jika anda melakukan permohonan secara go show, umumnya baru keesokan harinya atau maksimal tiga hari kemudian anda dijadwalkan datang kembali untuk proses foto dan wawancara.

Sebelum proses foto dan wawancara anda diminta untuk melakukan pembayaran di administrasi yaitu sebesar Rp 255.000,- untuk paspor 48 halaman biasa. Biaya lain yang mungkin dikeluarkan di bagian koperasi kanim, yaitu untuk keperluan foto kopi, pembelian map, materai atau surat pernyataan, paling tidak lebih dari Rp 15.000,-  Jadi total yang dikeluarkan secara mandiri sebesar ± Rp 270.000,- Padahal di biro perjalanan umroh menawarkan Rp 500.000,- Lumayan hemat kan 🙂

Oiya sekarang ada juga paspor elektronik, untuk paspor elektronik (E-Passport) biaya yang dikenakan yaitu Rp. 600,000.

Pada saat pengambilan paspor, anda dapat mengambil sendiri paspor tersebut atau diwakilkan dengan surat kuasa dengan syarat terdapat bukti pembayaran dan bukti document permohonan.

PENAMBAHAN NAMA PASPOR

Bagi anda yang berniat untuk umroh / ke negara Arab Saudi maka anda wajib memiliki minimal 3 suku kata pada nama anda untuk memasuki negara tersebut. Bagi yang sudah memiliki paspor 48 tetapi nama yang tertera kurang dari tiga suku kata maka anda perlu menambahkan nama di belakang. Nama yang dipakai harus nama ayah kita, misalnya masih kurang dari 3 suku kata maka harus nama kakek yang dipakai untuk penambahan tersebut. Biasanya pihak biro perjalanan umroh & haji menawarkan jasanya dengan harga Rp 150.000,- untuk penambahan nama tersebut. Tetapi saya kemarin mengurus sendiri untuk penambahan nama saya dan hanya menghabiskan biaya Rp 7.000,- (biaya ini untuk pembelian surat penyataan sebesar Rp 1.000,-  + materai Rp 6.000,-) Murah sekali kan dibandingkan sama biro jasa tsb. Kita hanya menyiapkan dokumen berupa; paspor asli, foto copy KK, AKTE & KTP. Dokumen tersebut diserahkan kepada loket pengambilan, hanya menunggu beberapa saat saja langsung jadi saat itu juga koq ^_^

*Sembari menunggu mungkin bisa tepe-tepe dulu atau meng-candid camera petugas imigrasi yang rada bening seperti ini, siapa tahu itu jodoh kita, iya nggak? 😀 –>
image

*Dan berikut hasil penambahan nama saya yang ternyata hanya tulisan tangan dan tulisannya tidak begitu bagus 😀 –>
image

Pantai Tirto Samudro atau yang dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan Pantai Bandengan terletak 7 km sebelah utara dari pusat kota. Pantai yang airnya jernih dan berpasir putih ini sangat cocok untuk lokasi mandi . tak jarang para wisatawan yang datang ke obyek ini sengaja melakukan mandi laut. Umumnya mereka anak-anak, remaja dan para wisatawan manca Negara. Biasanya saat yang paling disukai adalah pada waktu pagi hari dan di saat sore menjelang senja dimana akan tampak panorama sunset yang memukau.

Di lokasi ini pula kita dapat bersantai ria dan duduk duduk di atas shelter sambil menikmati semilir angin pantai serta udara yang masih alami (tanpa polusi). Kawasan obyek wisata yang lahannya cukup luas (+ 16 hektar) dan sebagian besar ditumbuhi rerimbunan pohon-pohon pandan ini memang cocok untuk kegiatan remaja seperti berkemah, volley pantai, sepeda santai atau kegiatan-kegiatan serupa lainnya. Selain itu pula di dalam area obyek wisata ini sering digunakan sebagai ajang moto cross dan festival layang-layang baik regional, nasional maupun internasional. Obyek wisata ini dapat di jangkau dengan mudah oleh kendaraaan umum, sebab sudah tersedia prasarana jalan beraspal yang cukup memadai dan ada angkutan kota yang langsung menuju lokasi. Apalagi sekarang sudah dibangun jalan tembus melalui kompleks stadion Gelora Bumi Kartini sehingga jarak tempuhnya semakin dekat.

Selain menikmati keindahan pantai, pengunjung dapat beraktivitas di laut dengan bermain jetski, banana boat, kano, dan berenang memakai ban, atau naik kapal wisata berkapasitas 30 orang berkeliling di laut Jawa atau menuju Pulau Panjang. Aktivitas di tepi pantai diantaranya membuat istana pasir dan berpetualang dengan kendaraan ATV. Bagi pengunjung yang ingin menjelajahi kawasan Obyek Wisata Pantai Bandengan dapat berkeliling dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kereta wisata. Setelah lelah beraktivitas, pengunjung dapat menikmati makanan khas pantai yaitu makanan laut berbahan baku ikan, udang, cumi-cumi, kerang, dan kepiting / rajungan, termasuk masakan khas Jepara yaitu “Pindang Serani”. Semua masakan tersebut dapat dijumpai di rumah makan yang ada di dalam obyek wisata maupun di sekitar kota Jepara, termasuk menu pelengkap lainnya berupa makanan dan minuman ringan.

Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini. Pantai ini menyimpan banyak kenangan manis buat putri Adipati Jepara kala itu. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya. Pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas, mereka selalu mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan suasana pantai. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat �Pantai Bandengan� kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela ��..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan �KLEIN SCHEVENINGEN�. Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).

Menjelang dewasa, RA Kartini sering datang ke pantai ini untuk merenung dan mencari inspirasi. Dalam keluh kesahnya yang sering disampaikan lewat surat kepada temannya, Stella di negeri Belanda, Kartini kerap kali menceritakan indahnya Pantai Bandengan ini. Selain itu Pantai Bandengan merupakan tempat yang pernah mengukir sejarah perjalanan cita-cita RA Kartini. Di sini RA Kartini dan Mr. Abendanon pernah bertemu untuk mengadakan pembicaraan empat mata berkaitan dengan permohonannya untuk belajar ke negeri Belanda, meskipun akhirnya secara resmi permohonannya kepada pemerintah Hindia Belanda ditarik kembali dan biaya yang sudah disediakan untuk RA Kartini diberikan kepada pemuda asal Sumatera yaitu Agus Salim (KH. Agus Salim alm.).

Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan memiliki keterkaitan dengan legenda asal usul Kepulauan Karimunjawa. Dalam legenda disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak �kremun-kremun� dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah Amir Hasan di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan bandeng. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.

Sewa kano :

kecil ( Kapasitas 1 0rang ) Rp. 10.000 Max 2 Jam

Besar ( Kapasitas 3 orang ) Rp. 20.000 Max 2 Jam

Sewa Jetski ( Kapasitas 2 orang ) Rp. 120.000 / 15 Menit

Banana boat Rp. 30.000/orang

Kecil ( Kapasitas 5 orang)

Besar (Kapasitas 10 orang )

ATV Mini Rp. 20.000 / 30 Menit

Kereta wisata : Rp 3.000

Perahu wisata Pulau panjang : Rp 10.000

My First Trip to Karimunjawa

Posted: March 30, 2012 in Uncategorized

Nah akhirnya bisa menulis blog lagi setelah hampir dua bulan saya tidak menjamah blog ini. Beberapa blog sebelumnya telah saya hapus karena berisi diary pribadi saya *Ehemm* 🙂 so mari kita mulai cerita-cerita baru dari pengalaman saya *agak narsis kedengarannya* 🙂

My First Trip to Karimunjawa

Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Untuk menuju ke Karimunjawa sekarang ini aksesnya mudah sekali. Baru-baru ini transportasi khususnya kapal penumpang menuju kesana ditambah, yaitu Kapal Cepat Bahari 9. Kapal Cepat Bahari 9 baru pelayaran perdana pada tanggal 23 Maret 2012, kapal yang menurut beberapa orang lebih cepat dibandingkan Kapal Cepat Kartini 1 ini hanya menempuh waktu sekitar 1 jam 45 menit dari Jepara menuju ke Karimunjawa. Dengan berbekal tarif tiket Express Bahari yang tergolong murah kita bisa sampai di Karimunjawa lebih cepat, aman dan nyaman. Tarif untuk kelas VIP IDR 80.000 dan Executive IDR 65.000, bahkan ada tiket khusus bagi yang memiliki KTP Jepara maupun Karimun seharga IDR 45.000.  Kapal ini berlayar setiap hari kecuali hari kamis. Walaupun akses menuju Karimunjawa tergolong murah, namun ternyata biaya hidup di sana sangatlah mahal. Bayangkan saja hotel sekelas melati yang biasanya di daratan seharga IDR 50.000 di sana bisa mencapai  IDR 200.000. Air mineral ukuran tanggung pun harganya dua kali lipat dibanding daratan. Yah, maklumlah namanya juga hidup di Kepulauan, semua serba mahal karena jarak yang jauh sehingga biaya transportasi sangat tinggi. Sebagian orang menyebut Karimunjawa sebagai litte Bali memang penulis rasa cocok, karena selain menampilkan keindahan pulaunya, Karimun memiliki bukit yang tak kalah indah. Bahkan menurut penulis Karimunjawa lebih indah dari Bali. Ada juga yang menyebut Karimunjawa sebagai The Lost Treasure in Java. Walaupun di daratan Karimunjawa terlihat seperti perkampungan biasa yang dipenuhi hotel dan homestay, namun dibalik semua itu terdapat pesona alam yang luar biasa. Karimunjawa dikelilingi oleh banyak pulau, dimana pulau-pulau itu memiliki pantai indah berpasir putih, terumbu karang berwarna-warni dan aneka biota di laut tropis. Selain taman laut nasional terdapat penangkaran hiu, hutan mangrove, hutan lindung, dan disalah satu kepulauan (pulau parang) terdapat goa. Sebenarnya masih banyak lagi surga wisata di Karimunjawa, hanya saja penulis hanya menyebutkan tempat-tempat yang penulis kunjungi. Mari kita ulas lokasi-lokasi yang saya kunjungi.

                

1. Pulau Kemujan

Kepulauan ini unik, karena pulau ini hanya dipisahkan oleh selat kecil yang apabila dilihat secara kasat mata bentuknya hanya seperti sebuah sungai atau rawa-rawa yang dipinggiran sungainya terdapat pohon bakau. Antara Karimunjawa dan Kemujan hanya dihubungkan dengan jembatan dan untuk menuju ke perkampungan Kemujan dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam lewat jalur darat. Kemujan lebih banyak terdapat pohon-pohon karena lokasinya berbukit. Wisata hutan mangrove juga terletak di Kemujan. Masyarakat di pulau ini sebagian besar memiliki rumah panggung. Salah satu yang penulis datangi adalah rumah panggung milik warga dari suku Bugis. Senang rasanya bisa berinteraksi dengan warga suku Bugis ini, walaupun pada awal pembicaraan penulis kurang memahami apa yang di maksud oleh orang Bugis tersebut karena mungkin disebabkanp oleh intonasi suara, mimik muka, gerakan dan postur tubuh yang berbeda dari orang Jawa.  Di antara pulau Karimunjawa dan Kemujan ini terdapat makam Sunan Nyamplungan yang terletak di bawah bukit Karimunjawa. Sunan Nyamplungan yang bernama asli Amir Hasan merupakan putra Sunan Muria. Konon katanya Sunan Nyamplungan ini berperan penting dalam sejarah Karimunjawa.  2. Pulau Menjangan Kecil

Ini dia pulau yang sangat berkesan bagi penulis. Sebenarnya penulis tidak mendarat pulau ini melainkan snorkeling di dekat pulau ini. Sungguh di  sini terlihat betapa indahnya anugerah Tuhan pada alam semesta khususnya lautan. Layaknya surga wisata laut, kehidupan bawah laut di sini sangat mempesona. Pulau Menjangan Kecil adalah salah satu spot snorkeling yang cukup populer di Karimunjawa.  Di sinilah semua orang harus ekstra hati-hati agar tidak menginjak dan mematahkan karang yang membutuhkan waktu hingga ratusan tahun untuk tumbuh. Sama halnya dengan terumbu karang, ikan-ikan di sini pun sangat cantik, indah dan berwarna-warni. Untuk menuju pulau ini memakan waktu hanya 15 menit perjalanan laut dari Karimunjawa. Disinilah kita dituntut untuk tampil maksimal, dalam artian kita harus memproteksi diri dari sengatan UV. Sekedar saran, pakailah sunblock dengan SPF tinggi, bilamana tidak maka kulit kita akan cepat sekali berubah warna jadi hitam pekat. Berikut info harga sewa kapal dan snorkel gear.

Harga sewa perahu nelayan: IDR 300.000 – 600.000 / hari (tergantung ukuran perahu dan jarak pulau yang dikunjungi)

Harga sewa snorkel gear: IDR 50.000 –  100.000 / hari

Harga sewa underwater camera : IDR 200.000 – 300.000 / hari

3. Pulau menjangan Besar

Pulau ini dari kejauhan saja sudah terlihat cantik, pasir putihnya itu yang menggoda pengunjung untuk mendarat di situ. Tempat ini banyak diminati untuk berfoto karena pemandangan yang luar biasa indah antara laut yang biru dan pulau Karimunjawa dengan bukitnya yang tinggi juga terlihat dari sini. Lima menit dari pulau ini terdapat penangkaran hiu. Penangkaran hiu ini kalau dari Karimunjawa hanya 10 menit. Tak hanya hiu, di sini juga memiliki kolam penangkaran penyu yang nantinya anak penyu akan dilepas di lautan bebas.  4. Keramba Jaring Apung

Ini dia lokasi teromantis yang penulis kunjungi. Bagaimana tidak romantis penulis makan malam di keramba bersama rombongan pada hari sabtu malam. Keramba jaring apung milik salah satu warga Karimunjawa ini letaknya di tengah lautan, dimana untuk menuju ke sana menggunakan kapal kecil tanpa penerangan. Dapat dibayangkan bagaimana indahnya membelah lautan bebas menggunakan kapal tanpa penutup, sejauh mata memandang ke atas terlihat jelas bintang-bintang di langit dan kebetulan pada saat itu bulan pun tidak mau kalah untuk menatap kita menyebrangi lautan menuju keramba.

5. Pulau Nyamuk

Pulau Nyamuk ini memang tergolong pulau kecil namun pulau ini berpenghuni. Terdapat perkampungan di pulau ini. Sewaktu mendarat di dermaga pulau ini terlihat sangat indah karena terdapat tanaman bakau di pinggir pantainya, ketika sudah menginjakkan kaki di daratan pulau ini seperti perkampungan biasa yang terdapat banyak pohon kelapa dan jati. Suhu di sini sangat panas walaupun langit terlihat mendung. Layaknya di Karimunjawa, penerangan di sini juga menggunakan PLTD. Jarak tempuh pulau ini dari Karimunjawa mencapai 3 jam.

6. Pulau Parang

Pulau yang berjarak 2 jam dari pulau Karimunjawa ini sangatlah indah. Dari kejauhan pulau ini terlihat memanjang, mungkin dari situlah disebut pulau Parang. Dermaga di pulau ini lerlihat lebih besar dibanding pulau Nyamuk. Kebetulan sewaktu mendarat di pulau ini rombongan kapal kami bareng dengan kapal angkutan warga pulau Parang. Kapal angkutan tersebut besarnya seperti kapal yang kami sewa. Kapal ini mengangkut berbagai macam barang kebutuhan seperti sepeda, kasur, batu bata, elpiji bahkan hewan ternak sapi juga terlihat di atas kapal.

 7. Gosong

Banyak terdapat gosong di perairan Karimunjawa, yaitu daratan pasir yang menyembul di tengah laut atau di tepi pulau yang nampak pada pagi hari dan kemudian menghilang ketika air laut pasang. Kami melihat beberapa gosong dari kapal saat melintas di lautan.

Satu kejadian yang paling berkesan bagi penulis adalah ketika rombongan kami pulang dari pulau Parang menuju Karimunjawa. Kami melihat sekelompok lumba-lumba bermunculan dari lautan mengiringi perjalanan kami selama 10 menit. Kejadian menakjubkan ini membuat kami terkesima sehingga tidak ada satupun dari rombongan yang mengabadikan foto lumba-lumba saat menari-nari di perairan lepas. Saat kamera kami siap memotret sekelompok lumba-lumba tersebut tiba-tiba mereka menghilang,  karena mereka muncul dan menghilang begitu cepat sehingga bidikan kamera kami tidak dapat menangkap mereka.

Nah itulah perjalanan saya di Karimunjawa selama 4 hari 3 malam. Banyak pengalaman menarik yang saya dapatkan ketika berkunjung di sana. Sekian tulisan dari saya dan nantikan tulisan-tulisan amatir saya selanjutnya.. hehe ^_^ Salam Super!